Liputan : Adi Bowo
MAGELANG | MEDIA 08 – Beberapa perwakilan dari Gerakan Perempuan Tani Merdeka (GPTM) Magelang Raya melakukan kunjungan silaturahmi dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Magelang di kantor Wakil Bupati Magelang, Selasa (27/5/2025).
Kunjungan silaturahmi GPTM Magelang Raya berlangsung dalam suasana hangat dan penuh semangat kolaboratif, membahas isu-isu strategis seputar ketahanan pangan, pemberdayaan buruh tani perempuan, dan pemanfaatan lahan tidur untuk usaha tani berbasis kerakyatan.
Rombongan GPTM yang dipimpin oleh Sri Sumirat dan Adi Wibowo disambut langsung oleh Wakil Bupati Magelang, Sahid, didampingi anggota DPRD Kabupaten Magelang dari Fraksi Partai Gerindra, Supriyadi.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Magelang Sahid mengungkapkan rasa hormat dan apresiasinya atas kehadiran dan kontribusi GPTM dalam menggerakkan sektor pertanian, terutama dari basis perempuan.
“Kehadiran ibu-ibu pejuang tani seperti ini sangat menginspirasi. Setelah masa pemilu, nama GPTM sering kami dengar, namun baru hari ini kami berkesempatan bertemu langsung. Ini momen penting untuk membangun sinergi konkret,” ujar Sahid.
Secara terbuka Sahid juga menyampaikan terima kasih atas dukungan GPTM dalam pemenangan pasangan Prabowo-Gibran pada Pemilu Presiden 2024, serta berharap GPTM terus menjadi mitra strategis dalam pembangunan daerah, khususnya sektor pertanian dan pemberdayaan perempuan.
Dalam sesi dialog, Sri Sumirat menyoroti pentingnya pemanfaatan lahan-lahan tidak produktif atau lahan nganggur di wilayah Kabupaten Magelang yang berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif berbasis komunitas.
Menurutnya, banyak desa yang memiliki tanah kas desa atau lahan milik pemerintah yang saat ini terbengkalai dan belum dimaksimalkan untuk kepentingan masyarakat.
“Selama ini kami menemukan banyak lahan yang dibiarkan terbengkalai. Padahal, dengan sedikit pendampingan dan akses permodalan, perempuan-perempuan tani bisa mengelolanya untuk pertanian hortikultura, peternakan skala rumahan, atau bahkan pengolahan hasil tani,” jelas Sumirat.
“Usaha tani berbasis kerakyatan adalah jalan tengah yang tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga mengangkat kesejahteraan keluarga tani secara langsung,” tambahnya.
Sri Sumirat juga menekankan perlunya dukungan kebijakan yang memberi ruang lebih besar bagi perempuan tani untuk terlibat aktif dalam pengambilan keputusan di tingkat desa, berkaitan program pertanian.
“Perempuan bukan hanya pelengkap di sektor pertanian, tapi penggerak utama. Sudah saatnya suara mereka lebih didengar dan dilibatkan sejak dari perencanaan,” tegasnya.